Sabtu, 01 Juni 2013

Home » METRO TV NEWS EKONOMI: Ekonom: Indonesia Harus Samai Daya Saing Malaysia

,
METRO TV NEWS EKONOMI
Metrotvnews Indonesia News Video Portal // via fulltextrssfeed.com
Ekonom: Indonesia Harus Samai Daya Saing Malaysia
May 31st 2013, 18:08

Metrotvnews.com, Jakarta: Ekonom Universitas Gadjah Mada Sri Adiningsih melihat Indonesia harusnya punya daya saing yang sebanding dengan Malaysia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Indonesia disebutkan oleh Institute for Managament Development dari Swiss berdaya saing paling buncit di ASEAN-5. Itu artinya Indonesia harus mengejar ketertinggalan sebelum MEA diberlakukan dalam dua tahun ini.

"Kalau (peringkatnya) naik, tentu saja bagus. Tapi kalau berkaitan dengan MEA, kita kan bersaing dengan negara-negara itu (ASEAN-5). Kalau kita di lima negara ASEAN itu di paling bawah, di bawah Filipina apalagi, ini berbahaya. Karena kita bisa jadi korban MEA," tukas Nining, panggilan Sri Adiningsih, Jumat (31/5).

"Meskipun sudah membaik, harusnya lebih ditingkatkan daya saing internasional."

Di posisi mana Indonesia seharusnya berada? Nining menjawab, "Kita harusnya nggak kalah dari Malaysia."

Malaysia duduk di peringkat 15 IMD World Competitiveness Ranking 2013, peringkat kedua jika hanya melihat negara-negara ASEAN. Singapura duduk di peringkat 5 secara global, peringkat satu ASEAN. Thailand dan Filipina berada di peringkat 27 dan 38 secara global. Indonesia di peringkat 39.

Jika Indonesia tidak melakukan apa-apa untuk memperbaiki daya saing, Nining memperingatkan Indonesia hanya akan menjadi pasar bagi barang-barang produksi negara tetangga.

"Ini tidak hanya barang, tapi juga jasa, investasi, arus modal, kita akan kalah. Dan itu berbahaya bagi Indonesia," sergahnya.

Diketahui, MEA akan berlaku pada penghujung tahun 2015, membuat kebijakan satu pasar terbuka ASEAN baru efektif 2016. Indonesia masih punya dua tahun waktu untuk mengejar daya saing yang lebih baik.

Menurut Nining, pemerintah harus fokus pada dua hal: infrastruktur dan kelembagaan.

"Infrastruktur satu tahun ini saja. Kan dapat penghematan dari berkurangnya subsidi BBM, tambahlah untuk infrastruktur. Jalan-jalan antarkota saja yang jadi urat nadi ekonomi itu dibereskan. Sekarang Jawa saja masih buruk, apalagi Lintas Timur Sumatra, Trans Sulawesi, Trans Kalimantan," kata Nining.

Di sisi kelembagaan, yang perlu dibenahi adalah kepastian hukum dan pemotongan birokrasi. Bagian ini dipandang bisa dilakukan dengan waktu yang jauh lebih cepat daripada pembangunan infrastruktur fisik.

Menurut Nining, jika pun keduanya dilakukan, sulit untuk mengejar Indonesia berdaya saing tinggi saat dimulainya MEA karena sudah cukup jauh tertinggal di belakang Singapura, Malaysia, dan Thailand.

"Tapi paling tidak kita naik satu-satu. Kita kalahkan dulu Filipina, baru Thailand. Bertahap saja, tapi terus meningkat," katanya. (Gayatri)


Editor: Asnawi Khaddaf

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions