Minggu, 16 Juni 2013

Home » METRO TV NEWS EKONOMI: BBM Naik Jelang Ramadan, Inflasi bakal Meroket Hingga 200%

,
METRO TV NEWS EKONOMI
Metrotvnews Indonesia News Video Portal // via fulltextrssfeed.com
BBM Naik Jelang Ramadan, Inflasi bakal Meroket Hingga 200%
Jun 16th 2013, 15:22

Metrotvnews.com, Jakarta: Penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jelang puasa, Hari Raya Idul Fitri, dan tahun ajaran baru diprediksi mendorong inflasi hingga 200%. Penaikan harga barang bakal terjadi khususnya pada pangan pokok.

"Dalam siklus biasa, inflasi akan bertambah di atas 1% secara tahunan saat puasa, tahun ajaran baru, dan lebaran. Tapi, kalau ada penaikan BBM, inflasi bisa tambah lebih dari 3%," ujar pengamat ekonomi Institute for Development Economics and Finance (Indef) Eko Lisyanto saat dihubungi Media Indonesia, Minggu (16/6).

Misalnya harga beras yang saat ini berkisar Rp8.000 per Kg akan terdongkrak ke atas Rp10 ribu/Kg. Hal senada juga terjadi pada barang-barang kebutuhan pokok lain, seperti gula, kedelai, dan lainnya.

Dengan melambungnya inflasi, kata Eko, daya beli masyarakat akan berkurang. Alasannya, penaikan harga pangan itu tidak diiringi dengan peningkatan pendapatan. "Saya tidak tahu apa yang menjadi pertimbangan pemerintah menaikkan harga jelang puasa. Tapi, kebijakan tersebut akan membuat kondisi semakin sulit," tutur Eko.

Oleh karena itu, lanjut Eko, pemerintah harus menjaga ketersediaan pangan melalui kelancaran arus barang. Langkah ini cukup meredam laju inflasi dalam jangka pendek.

"Suplai barang harus tetap dijaga. Meski harus melalui impor seperti kasus bawang merah dan bawang putih. Tapi pembukaan keran impor sebenarnya bukan kebijakan bagus sih," tekannya.

Sebagai informasi, pemerintah dan DPR) terus membahas APBN-Perubahan yang didalamnya berisi penyesuaian harga BBM bersubsidi. Sebagai gantinya, pemerintah akan mengalokasikan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) sebesar Rp9,3 triliun kepada 15 juta kepala keluarga. Sementara, anggaran tambahan untuk raskin tetap Rp4,3 triliun, bantuan siswa miskin (BSM) sebesar Rp7,5 triliun, dan Program Keluarga Harapan (PKH) sebesar Rp0,7 triliun.     

Menurut Eko, BLSM memang cukup membantu masyarakat untuk jangka pendek. Akan tetapi, pemerintah tetap harus memerhatikan waktu dan sistem penyalurannya.

Dia mengungkapkan, BLSM rencananya akan dibagikan secara akumulatif di bulan ketiga. Namun, skema penyaluran tersebut justru tidak akan berdampak.

"Tekanan inflasi kan terjadi pada Juni, Juli, dan Agustus, saat puasa ini. Kalau dengan skema penyaluran BLSM per 3 bulan, ya masyarakat tidak mampu ya sudah keburu susah," tuturnya. (Daniel Wesly Rudolf)


Editor: Henri Salomo Siagian

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions